![]() |
sumber gambar: detiknews.com |
Namun dari itu, penggunaan HP yang tidak digunakan sebagaimana mestinya tentu akan berakibat kurang baik. Yang dihati-hati saja kadang masih berakibat kurang baik, maka apalagi kalau kita tidak berhati-hati? Sadar atau tidak, bisa jadi HP adalah salah satu media yang digunakan oleh asing untuk menjajah bangsa ini.
Bila mencermati lingkungan, tampaknya anak kecil yang sering memukuli orang tuanya semakin hari semakin bertambah banyak. Hal yang seperti itu tampaknya sudah bukan merupakan hal yang tabu. Mengapa hal itu dapat terjadi? Salah satunya disebabkan karena HP android, utamanya yang berbasis game online.
Anak kecil zaman dahulu berbeda dengan anak zaman sekarang. Dulu umpama melihat film sejarah PKI misalnya, anak tidak akan menirunya. Umpama film itu sekarang diputar lagi, kemungkinan besar akan sangat berbahaya. Sebagian anak kecil mungkin akan mempraktikkan apa yang sudah ditonton dari film tersebut.
Sebagai contoh lain adalah tayangan smack down di dalam televisi. Dulu di negeri ini sudah cukup banyak yang menjadi korban. Anak kecil yang sering menonton acara itu ternyata berujung kurang baik. Sebagian dari mereka kemudian ada yang mempraktikkannya di dalam sekolah. Mereka memukuli (membanting) teman lainnya di sekolah. Cukup banyak yang menjadi sakit. Bahkan, sebagian dari mereka ada yang sampai meninggal dunia.
Mengapa game online secara tidak langsung membuat anak menjadi cepat agresif? Logika sederhananya, game online memicu adrenalin yang tinggi. Sehingga anak kecil yang terlalu sering nge-game, secara tidak langsung akan mudah marah. Dari kemarahan itulah akhirnya anak sering memberontak dan berujung pada memukuli orang tuanya.
Lebih dari itu, anak kecil zaman sekarang juga sudah banyak yang mengatakan iya, namun kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang diucapkannya. Orang Jawa menyebutnya dengan istilah nggeh-nggeh nanging ora kepanggeh. Misalnya disuruh untuk mandi, jawabnya iya, namun ternyata masih asyik dan khusuk memegang HP.
Berangkat dari permasalahan tersebut, bagaimana caranya untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan yang disebabkan dari penggunaan HP? Dalam hal ini adalah bagaimana supaya anak tidak mempunyai penyakit "mirip gila" atau kecanduan HP?
Saya pernah melihat berita di televisi mengenai anak SMP yang gila gara-gara disebabkan HP. Jumlahnya pun tidak main-main, yakni mencapai ratusan orang. Saya beranggapan, bahwa anak SMP adalah anak yang sudah bisa mengatur dirinya, namun masih bisa terserang sarafnya oleh HP. Yang sudah besar saja masih bisa terkena "penyakit", maka apalagi anak setingkat SD? Tentu akan lebih berbahaya.
Harus Ada Yang Mengalah
Untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan, maka sebagai orang tua harus mengawasi anaknya secara ketat. Misalnya, membatasi anak dalam bermain HP.
Umpama seorang anak memang sudah terlalu darurat akan kecanduan HP, maka dengan penuh terpaksa orang tua harus menjual HP tersebut dan menggantinya dengan HP jadul. Komunikasi dengan orang lain masih bisa terjaga, sementara anaknya juga akan selamat dari gangguan penyakit jiwa yang disebabkan HP.
Mampukah orang tua melakukan hal seperti itu? Bila itu dijalankan, kemungkinan besar anaknya akan selamat. Akan tetapi manakala orang tuanya tidak mau mengalah yakni juga sudah ketergantungan pada HP android, kecil kemungkinannya anak akan sembuh dari penyakitnya. Sekali lagi, bila ingin berhasil, maka harus memotong mata rantai yaitu sebagai orang tua harus rela berkorban dan atau ada yang mengalah. Wallahu a'lam.
Salatiga, 17 Mei 2020
Komentar
Posting Komentar